Senin, 20 September 2010

A Letter for God


Ku berjalan menyusuri hujan

Menghitung rintiknya dan memejamkan mata

Membiarkannya terjatuh satu per satu dan larut dalam nelangsa

Tuhan, Engkau sedang dimana .. ?



Apa yang telah ku lakukan hingga Kau tampak begitu jauh?

Teganya Kau biarkan ku sedih begitu luruh

Hingga berpeluh ku menahan hati penuh gemuruh

Tak lagi mampu ku tahan mataku tak mengaduh


Mungkin aku terlalu banyak mengadu padaMu

Maafkanlah Tuhan, aku ini kan hanya seorang perempuan. Tak banyaklah yang bisa kulakukan di usia ku yang sudah hampir separuhnya kuhabiskan ini. Segala sakit dan segala obat telah banyak kulahap. Segala rasa dan efek sampingnya sudah habis kukecap. Segala perih dan obat merahnya pun hampir semuanya pernah tertoreh dan meninggalkan bekas gelap. Apa aku terlalu banyak mengeluh, Tuhan?


Tuhanku, aku ini rindu berkeluh kesah padaMu

Tak bisa ku percayakan kisahku pada orang-orang tak tentu

Tak rela aku membaginya pada orang bermulut seribu.


Coba dengar detak jantungku, Tuhan

Dia melirih tak mau pulih

Aku kecil hati tak lagi dicintai

Nafasku hampir terhenti karena kalimat yang menusuk hati


Aku benci menjadi rapuh begini, Tuhan

Ku tak suka mengecewakanmu dengan bersedih begitu

Tapi ku tak tahan merasa begitu terhina dan tak berguna

Kan boleh ku merasa begitu, Tuhan?


Aku tak suka cara dan kata-katanya

Aku tak bisa selalu mengalah padanya

Aku tak mampu menjadi yang terbaik baginya

Dan aku tak rela merasa begitu tersiksa


Tuhan, Kau masih di sana?

Maafkan aku yang terlalu banyak mengeluh

Tak pantas memang aku ini meminta pelukMu yang begitu teduh


Yang kubutuh hanya seteguk penawar

Agar luka tak membakar hingga ke akar

Agar hati terobati dan pulih kembali

Agar dia tahu aku ini juga ingin dihormati


Kukirim ini dengan perangko balasan, Tuhan

Semoga Kau berkenan membalasnya jika tak sedang banyak urusan

Atau Kau kirim amplop kosong pun ku sudah senang

Karena itu tanda Kau membacanya dan tak ingin membiarkanku putus harapan

hanya saja Kau sedang sibuk dan tak sempat menuliskannya


Terimakasih Tuhan

dan kuharap Kau takkan bosan ..


faithfully yours

-- vie --